KITA YANG KERDIL...

di bawah naungan-NYA

Tafsir Surat At Takwiir ( I )

Published by Peah under on Saturday, December 06, 2008
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
> Penyayang".
>
> At Takwir adalah nama surat ke 81 dalam Al Qur'an.
> Beberapa ayat pada bahagian awal surat ini
> menceritakan keadaan hari kiamat, suatu cerita yang sangat
> gamblang. Begitu gamblangnya pemaparan tentang kiamat pada
> surat ini sehingga dalam hadis disebutkan:
>
> "Barangsiapa senang untuk melihat hari kiamat sejelas
> melihat dengan mata kepala sendiri, maka bacalah
> "Idzassyamsu kuwwirot" dan "Idzassamaaun
> fathorot" dan "Idzassamaaunsyaqqot"."
> (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).
>
> Dalam surat ini, hari kiamat dilukiskan sebagai hari yang
> teramat berat. Saat itu terjadi pristiwa maha dahsyat.
> Allah SWT menjelaskan kepada kita agar kita melakukan
> antisipasi dengan beramal sebaik-baiknya agar kita
> selamat di hari yang teramat berat itu.
>
> Nama surat ini diambil dari kata kuwwirot yang terdapat
> pada ayat pertama. Kuwwirot berasal dari kata dasar
> (fi'il madhi) kawaro (telah menggulung). Sedang Kuwwirot
> artinya adalah digulung. Ayat itu selengkapnya berbunyi:
>
> "Idzas syamsu kuwwirot." (Ayat: 1)
>
> "Ketika matahari digulung." (Ayat: 1)
>
> Kalimat "digulung" mempunyai arti yang bias.
> Sebagaimana layaknya sebuah karpet, kita bisa manfaatkan
> untuk sekedar tiduran diatasnya, duduk-duduk bahkan berbagai
> kegiatan bisa kita lakukan manakala karpet itu terbentang.
> Ketika karpet itu digulung, sudah tidak berfungsi apa-apa
> lagi. "Digulung" hanya sebuah istilah untuk
> sesuatu yang sudah tidak berfungsi lagi
> selayaknya. Begitupun dengan matahari yang telah digulung,
> artinya matahari itu sudah tidak menjalankan fungsinya lagi,
> menyinari bumi.
>
> Dalam "Tafsir Al Qu'an Al Adzim" karya Ibnu
> Katsir atau yang lebih populer disebut "Tafsir Ibnu
> Katsir", Ibnu Abbas mengatakan: "Kuwwirot artinya
> digelapkan." Dari arti ini sudah jelas, bahwa pada saat
> kiamat terjadi, matahari sudah tidak lagi menerangi bumi.
>
> Fenomena ini terjadi beberapa hari sebelum terjadi
> kiamat. Ubay Ibnu Ka'ab mengatakan, bahwa enam hari
> sebelum kiamat terjadi, saat orang-orang sedang hilir-mudik
> di pasar, mendadak sontak sinar matahari menjadi hilang.
> Dalam kegelapan itu mereka melihat bintang-bintang
> berguguran tak karuan arah....("Tafsir Ibnu
> Katsir").
>
> Terjadinya kiamat ditandai dengan peristiwa bertumbukannya
> bumi dengan planet atau benda-benda langit yang dalam
> bahasa Arabnya adalah an nujuum. Sebagaimana diterangkan
> dalam ayat berikutnya:
>
> "Wa idzan nujuumun kadarot." (Ayat: 2)
>
> "Dan ketika bintang-bintang berjatuhan." (ayat:
> 2).
>
> Kalau kita rajin membuka website NASA ada informasi menarik
> berkenaan dengan masa depan bumi. Tentu saja kita tidak
> bisa mengartikan bahwa kejadian yang diterangkan oleh NASA
> ini adalah kiamat sebagaimana yang diterangkan dalam Al
> Qur'an. Karena hanya Allah yang Maha Tahu kapan kiamat
> terjadi. Namun setidak-tidaknya penjelasan dari NASA ini
> akan mempertebal keyakinan kita terhadap konsep "hari
> kiamat" bahwa bumi akan mengalami masa kehancuran. Dan
> gejala-gejala yang akan timbul dalam kejadian ini sama
> seperti yang dilukiskan oleh Rasulullah SAW sebagai
> tanda-tanda kiamat, misalnya: matahari terbit dari arah
> barat, banyak gempa bumi, meningkatnya aktivitas gunung
> berapi dan sebagainya.
>
> Pada tahun 2003 lalu telah terdeteksi ada sebuah planet
> dari luar tatasurya kita yang ditarik oleh grafitasi
> matahari ke dalam tatasurya kita sehingga masuk dalam orbit
> planet-planet dalam keadaan berbalik arah. Diperkirakan
> planet itu akan masuk dalam tatasurya pada tahun 2053, dan
> pada suatu saat nanti akan bertabrakan dengan bumi. Planet
> itu diidentifikasikan sebagai Planet X atau Nibiru.
>
> Planet itu sedemikian besarnya sehingga dikatagorikan
> sebagai planet humongous (yang tidak terkira besarnya)
> karena planet itu memilki massa 100 kali massa bumi dan
> memiliki medan magnet yang sangat dahsyat sehingga
> berpengaruh besar terhadap planet-planet dalam tatasurya
> kita yang akibatnya bencana dahsyat akan terjadi ketika
> Planet X melintas tatasurya, tidak terkecuali di bumi.
> Planet-planet akan berubah arah putarannya. Gempa bumi
> terkuat dalam sejarah manusia modern juga akan terjadi di
> seluruh dunia, setelah inti bumi berhenti bergerak untuk
> sejajar dengan medan magnet Planet X, kekuatan jangkauan
> gempa lebih besar dari 9 Skala Richter. Gunung es di
> Antartika membelah dan mencair, menimbulkan gelombang pasang
> yang dahsyat, membawa hanyut apa saja yang disapunya.
>
> Itulah pendapat para ilmuwan NASA, bahwa alam semesta akan
> mengalami kehancuran. Sekurang-kurangnya informasi ini
> menjelaskan kepada kita, bahwa secara ilmiah, kiamat yang
> merupakan kehancuran alam semesta sebagaimana yang
> difirmankan oleh Allah SWT itu benar-benar akan terjadi.
>
> Pada ayat berikutnya:
>
> "Waidzal jibaalu suyyirot." (ayat: 3).
>
> "Dan ketika gunung-gunung dihancurkan." (Ayat:
> 3).
>
> Dari peristiwa "tabrakan" itu menimbulkan gejala
> alam yang sangat dahsyat, gunung-gunung hancur menjadi debu
> yang berterbangan layaknya kapas yang di tiup dan luruh,
> rata dengan bumi. Gempa hebat terjadi di mana-mana:
>
> "Ketika bumi digoncang dengan goncangannya (yang
> dahsyat)." (QS. Al Zalzalah: 1).
>
> Datangnya peristiwa ini sangat cepat, bahkan lebih cepat
> dari kejapan mata. Dijelaskan dalam hadits, saat itu ada
> orang yang sedang bertransaksi barang. Sebelum barang itu
> sempat diterima, kiamat sudah terjadi. Ada orang akan
> menyuapkan makanannya. Sebelum makanan sampai ke mulutnya,
> kiamat sudah terjadi.
>
> Hari itu situasinya betul-betul mencekam, setiap orang
> dirundung kepanikan luar biasa, sehingga mereka tidak peduli
> lagi terhadap orang di sekitarnya; anak lari dari orang
> tuanya, dari istrinya, dan lari dari kerabatnya yang
> lain.
>
> "Dan apabila datang suara yang memekakkan telinga
> (tiupan sangkakala kedua). Pada hari seseorang lari dari
> saudaranya, dan (lari dari) ibunya dan bapaknya, dan (lari
> dari) istrinya dan anaknya. Setiap orang dari mereka pada
> hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya."
> (QS. 'Abasa: 33-37).
>
> Dijelaskan lagi dalam ayat berikut ini:
>
> "Waidzal 'isyaaru 'utthilat." (Ayat: 4).
>
> "Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan (tidak
> diperdulikan)." (Ayat: 4).
>
> Ayat ini melukiskan suasana gugup dan panik pada hari
> kiamat. Unta bunting memerlukan pemeliharaan yang manja dari
> pemiliknya. Karena diharapkan pada anaknya yang akan lahir.
> Unta bunting mengandung tambahan kekayaan. Bila kiamat telah
> datang orang tidak peduli lagi kepada unta bunting yang
> selama ini dipelihara dengan baik itu. Gambaran kecil dapat
> kita lihat pada masyarakat yang sedang dilanda perang,
> banyak orang yang mengungsi meninggalkan kambingnya,
> ternaknya yang telah dipelihara dengan baik karena lari
> untuk memelihara nyawanya dengan sebungkus pakaian saja.
> Begitulah suasana di hari kiamat nanti, banyak peristiwa
> dahsyat yang terjadi saat itu. Setiap orang dilanda
> kepanikan luar biasa. Mereka berusaha menyelamatkan jiwanya
> dan tidak peduli lagi dengan harta kesayangannya.
>
> "Waidzal wuhuusyu husyirot." (Ayat: 5)
>
> "Dan apabila binatang liar dikumpulkan." (Ayat:5)
>
> Manusia dengan segala rasnya. Begitu pun jin dengan segala
> jenisnya. Bahkan binatang dengan segala jenisnya berkumpul
> di suatu padang bernama Mahsyar untuk mengahadapi hari
> pengadilan. Manusia, jin dan binatang semua akan menjalani
> pengadilan. Mereka akan saling membalas. Ada manusia yang
> tertahan masuk syurga lantaran ada sangkutan masalah dengan
> binatang. Bukankah Rasulullah SAW pernah menjelaskan, ada
> seorang wanita masuk ke dalam neraka karena menterlantarkan
> seekor kucing yang dia pelihara. Begitu pun ada seorang
> pelacur masuk ke syurga lantaran memberi minum seekor anjing
> kehausan.
>
> Binatang dengan binatang pun saling membalas. Binatang yang
> sewaktu di dunia pernah mematuk "kawannya", pada
> hari itu dilakukan pembalasan. Binatang yang dipatuk diberi
> kesempatan untuk membalas mematuk kepada
> "kawannya". Hanya saja yang membedakan antara
> golongan jin dan manusia dengan binatang adalah, binatang
> akan berakhir menjadi tanah. Artinya, setelah mereka saling
> membalas lalu mereka menjadi tanah. Tidak demikian dengan
> jin dan manusia. Mereka harus melanjutkan
> "perjalan" menuju ke syurga atau neraka. Inilah
> yang membuat jin dan manusia mengangankan seperti binatang,
> menjadi tanah tanpa harus melanjutkan "perjalanan"
> ke neraka yang abadi. Sebagaimana firman Allah:
>
> "...Dan berkatalah orang kafir: "Duhai harapanku,
> sekiranya aku menjadi tanah." (QS. An Naba': 40).

0 comments:

Post a Comment

 

Lipsum

Followers