KITA YANG KERDIL...

di bawah naungan-NYA

Tafsir Surat At Takwiir ( II )

Published by Peah under on Saturday, December 06, 2008
"Waidzal bihaaru fujjirot." (Ayat: 6).
>
> "Dan apabila lautan dipanaskan." (Ayat: 6).
>
> Tabrakan besar telah terjadi. Gunung-gunung hancur, Bumi
> mengeluarkan isi perutnya:
>
> "Dan Bumi mengeluarkan isinya." (QS. Az zalzalah:
> 2).
>
> Akibatnya lahar menerjang kemana-mana, membakar apa saja
> yang dilaluinya. Laut pun menggelagak, mendidih yang sangat
> panas karena diterjang lahar.
>
> "Waidzannufuusu zuwwijat." (Ayat: 7).
>
> "Dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan (kembali)."
> (Ayat: 7).
>
> Ketika terompet pertama dibunyikan oleh Malaikat Isrofil
> akan mematikan semua sisa-sisa yang masih hidup. Tidak saja
> dari golongan jin dan manusia; binatang, tumbuh-tumbuhan
> bahkan malaikat pun mati.
>
> Nufuus, artinya: jiwa-jiwa, jama' dari nafs artinya
> jiwa. Ketika seseorang telah mati, berarti jiwanya telah
> binasa, karena antara ruh dan jasmaninya telah terpisah.
> Jasmani seseorang yang telah mati akan hancur dimakan tanah.
> Sedangkan ruh-ruh mereka tersimpan dalam alam barzakh, alam
> yang memisahkan antara alam dunia dan alam akhirat. Di
> situlah para ruh mendapatkan apa yang telah mereka perbuat
> semasa hidup di dunia. Ada yang mendapatkan "nam
> sholihan kanaumatil 'arusy!" (tidurlah yang nyenyak
> bagaikan tidurnya temanten baru). Dan ada yang
> mendapatkan 'adzabil qobr (siksa kubur), karena
> dosa-dosanya ketika hidup di dunia. Kecuali ruh para
> syuhada', mereka tidak ditempatkan di alam barzakh
> melainkan di sidratul muntaha, sebuah pohon yang sangat
> besar dengan buah-buahnya yang sangat lezat. Ruh-ruh para
> syuhada' bagaikan burung-burung yang berterbangan dengan
> riangnya kian kemari menunggu datangnya terompet kedua di
> mana ruh-ruh mereka akan
> dipertemukan kembali dengan jasmani mereka yang telah
> dipendam di balik bumi.
>
> Berbicara mengenai Ruh, sementara orang ada yang mempunyai
> anggapan-anggapan tahayul, bahwa orang mati dengan cara
> tertentu ruh mereka akan bergentayangan karena tidak
> diterima di sisi Tuhan. Misalnya orang wanita meninggal
> dunia karena melahirkan akan menjadi kuntilanak. Bayi yang
> meninggal dunia akan menjadi tuyul dan sebagainya. Jelas ini
> anggapan yang samasekali tidak berdasarkan dalil. Karena ruh
> orang yang meninggal dunia, dengan cara apapun mereka
> meninggal, mereka akan berada dalam alam barzakh. Kecuali
> para syuhada' --di antaranya wanita yang meninggal dunia
> ketika melahirkan-- mereka akan berada di Sidratul muntaha.
> Sesungguhnya apa yang mereka lihat sebagai "ruh"
> itu hanya jelmaan dari jin-jin yang diberi nama Qorin. Sejak
> manusia lahir mereka sudah diberi teman dari golongan jin.
> Jin Qorin ini senantiasa memberi pengaruh jelek kepada
> "empunya". Karena begitu lama dia mengikuti
> temannya itu, maka dia hapal betul kebiasaan sehari-hari
> empunya.
> Dan dia pun mampu menirukan bentuk fisik empunya. Kalau
> ada orang meninggal dunia dengan cara tertentu kemudian ada
> wujud-wujud tertentu yang menyerupai dia, sesungguhnya itu
> bukanlah ruh atau arwah si mati, tetapi itu adalah Qorin
> yang karakternya memang jelek, sebagaimana firman Allah:
>
> " Barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhan
> Yang Maha Pemurah (Allah), kami adakan baginya syaitan
> (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman
> yang selalu menyertainya." (QS. Az Zukhruf: 36).
>
> "...Barangsiapa yang mengambil yang mengambil syaitan
> itu sebagai teman, maka syaitan itu adalah teman yang
> seburuk-buruknya." (QS. An Nisa': 38).
>
> Sedang ruh si mati itu sendiri berada di alam barzakh
> menunggu dipertemukan kembali dengan jasmaninya apabila
> terompet kedua ditiup oleh Malaikat Israfil.
>
> Ketika ruh telah dipertemukan kembali dengan jasad mereka
> yang telah hancur menjadi tulang belulang mereka lalu
> bangkit dari kuburnya masing-masing dengan wujud seperti
> sedia kala, ketika mereka hidup di dunia. Saat itu bencana
> dahsyat tengah berlangsung; gempa bumi besar terjadi
> secara merata di seluruh dunia, gunung-gunung hancur dan
> lautan mendidih, mereka pun berada dalam kepanikan dan
> kebingngan luar biasa.
>
> "Dan manusia pun berkata: " Apakah yang (tengah
> terjadi) di Bumi?" (QS. Az Zalzalah: 4).
>
> Mereka digiring oleh api dari tempat mereka dibangkitkan
> menuju satu tempat yang disebut Mahsyar. Di si situlah
> mereka dikumpulkan untuk menunggu diadili yang disebut
> hisab. Disebut hisab, karena saat itu setiap orang akan
> dikoreksi amal dan dosanya yang telah diperbuat selama di
> dunia. Dan mereka kemudian ditentukan tempatnya ke syurga
> atau neraka. Segala perbuatan manusia akan diungkap kembali
> termasuk dosa mereka yang telah membunuh anak sendiri,
> seperti yang dilakukan oleh bangsa Arab jahiliyah, mengubur
> hidup-hidup anak perempuannya.
>
> "Waidzal mau'uudatu suilat." (Ayat: 8).
>
> "Dan apabila anak perempuan yang dikubur (hidup-hidup)
> ditanya." (Ayat: 8).
>
> Di zaman jahiliyah orang Arab suka mengubur anak
> perempuannya hidup-hidup, karena merasa malu memperoleh anak
> perempuan. Maka di hari kiamat kelak itu mereka akan
> diperiksa:
>
> "Biayyi dzambin qutilat." (Ayat: 9).
>
> "Sebab dosa apakah gerangan mereka dibunuh?"
> (Ayat: 9).
>
> Mereka akan ditanya, apa sebabnya ayah mereka sampai hati
> menguburkan mereka ke balik bumi dalam keadaan hidup-hidup.
> Tentu saja mereka menjadi saksi belaka dari kesalahan
> perbuatan ayahnya.
>
> Menurut As Syihab, maka pertanyaan dihadapkan kepada yang
> teraniaya, yaitu anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu
> sendiri, dihadapan orang yang menganiayanya dan
> menguburkannya itu supaya lebih terasa berat dan besarnya
> dosa yang telah diperbuatnya. Akan terasa sendirilah
> kepadanya bahwa bukanlah anak yang ditanya itu yang akan
> dapat menjawab pertanyaan itu karena bukan dia yang
> bersalah, melainkan dirinya sebagai pembunuhlah yang mesti
> dihukum berat.
>
> Menurut As Syihab cara seperti ini disebut istidraj, yaitu
> membawa bicara kepada suatu suasana yang si bersalah
> merasakan sendiri kesalahannya, dengan mengajukan pertanyaan
> terlebih dahulu kepada yang tidak bersalah.
>
> Menurut As Suyuthi: "Ayat-ayat ini menggambarkan
> betapa berat dosanya mengubur anak perempuannya hidup-hidup
> itu."
>
> Untuk perkara mengubur anak perempuan hidup-hidup, banyak
> sahabat Rasulullah SAW yang pernah melakukan perbuatan sadis
> ini semasa mereka masih jahiliyah kemudian mereka menyesali
> perbuatannya setelah mendapat hidayah, Islam. Sebagaimana
> diriwayatka oleh Ad Darimy dalam musnadnya, ada seorang
> laki-alaki yang menyatakan kepedihannya kepada Rasulullah
> SAW ketika mengenang perbuatannya pada masa jahiliyah. Dia
> berkata: "Ya Rasulullah, di zaman jahiliyah kami
> menyembah berhala dan tega membunuh anak kami. Aku sendiri
> mempunyai seorang anak perempuan. Setelah dia mulai gadis
> kecil, dia periang dan lucu, suka sekali bila kupanggil.
> Suatu hari dia kupanggil dia pun datang. Aku bawa dia, dia
> pun menurut. Lalu aku bawa kepada sebuah sumur tua kepunyaan
> kaum kami yang letaknya tidak begitu jauh dari kediaman
> kami. Lalu aku bawa dia ke pinggir sumur itu untuk melihat
> ke dalamnya. Setelah kepalanya terjulur ke dalam, terus aku
> angkat kedua kakinya, aku lempar dia
> ke dalam. Ketika dia akan aku tinggalkan masih kedengaran
> dia memanggil-manggil: "Ayah, Ayah!" Mendengar
> ceriteranya itu dengan tidak disadari berlinanglah air mata
> Rasulullah SAW. Lalu berkatalah salah seorang yang duduk
> duduk dalam majelis itu: "Sudahlah! Engkau telah
> membuat Rasulullah bersedih." Lalu Rasulullah SAW
> bersabda: "Biarkanlah dia! Dia menceritakan hal itu
> ialah karena tekanan batinnya yang mendalam." Lalu
> bersabda pula Rasulullah kepada orang itu: "Lanjutkan
> ceriteramu itu." Maka orang itu pun melanjutkan
> ceriteranya kembali dan Rasulullah pun kembali pula dengan
> tidak disadari menitikkan air mata yang lebih banyak lagi
> dari yang tadi. Dan orang itu pun tampak sekali kesedihannya
> ketika dia berceritera dan tampak pula pada wajahnya
> penyesalan yang tak terperikan." Maka Rasulullah
> bersabda: "Allah telah mengampuni dosa-dosa zaman
> jahiliyah itu dengan masukmu ke dalam Islam. Perbanyaklah
> amal yang baik, semoga dosa-dosamu diampuni."
> Orang lain pula datang kepada Rasulullah SAW mengeluhkan
> dosa yang serupa itu di zaman jahiliyah. Rasulullah SAW
> menyuruhnya memerdekakan budak, karena orang itu kaya."
>
> Begitulah gambaran kebiadaban orang-orang Arab jahiliyah
> serta beratnya beban dosa yang akan mereka tanggung di
> akhirat akibat perbuatannya itu. Sedangkan anak yang menjadi
> korban itu sendiri berada di syurga.
>
> "Nabi SAW bersabda: "Nabi di syurga, orang yang
> mati syahid di syurga, orang yang dilahirkan (dalam Islam)
> di syurga, anak perempuan yang dikubur hidup-hidup di
> syurga." (HR. Ahmad).
>
> Demikian uraian singkat tafsir Surat At Takwir dari ayat 1
> hingga ayat 9. Semoga uraian ini dapat selalu mengingatkan
> kita pada hari kiamat untuk memotifasi kita agar selalu
> berbuat yang diridhoi oleh Allah SWT.

Tafsir Surat At Takwiir ( I )

Published by Peah under on Saturday, December 06, 2008
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
> Penyayang".
>
> At Takwir adalah nama surat ke 81 dalam Al Qur'an.
> Beberapa ayat pada bahagian awal surat ini
> menceritakan keadaan hari kiamat, suatu cerita yang sangat
> gamblang. Begitu gamblangnya pemaparan tentang kiamat pada
> surat ini sehingga dalam hadis disebutkan:
>
> "Barangsiapa senang untuk melihat hari kiamat sejelas
> melihat dengan mata kepala sendiri, maka bacalah
> "Idzassyamsu kuwwirot" dan "Idzassamaaun
> fathorot" dan "Idzassamaaunsyaqqot"."
> (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).
>
> Dalam surat ini, hari kiamat dilukiskan sebagai hari yang
> teramat berat. Saat itu terjadi pristiwa maha dahsyat.
> Allah SWT menjelaskan kepada kita agar kita melakukan
> antisipasi dengan beramal sebaik-baiknya agar kita
> selamat di hari yang teramat berat itu.
>
> Nama surat ini diambil dari kata kuwwirot yang terdapat
> pada ayat pertama. Kuwwirot berasal dari kata dasar
> (fi'il madhi) kawaro (telah menggulung). Sedang Kuwwirot
> artinya adalah digulung. Ayat itu selengkapnya berbunyi:
>
> "Idzas syamsu kuwwirot." (Ayat: 1)
>
> "Ketika matahari digulung." (Ayat: 1)
>
> Kalimat "digulung" mempunyai arti yang bias.
> Sebagaimana layaknya sebuah karpet, kita bisa manfaatkan
> untuk sekedar tiduran diatasnya, duduk-duduk bahkan berbagai
> kegiatan bisa kita lakukan manakala karpet itu terbentang.
> Ketika karpet itu digulung, sudah tidak berfungsi apa-apa
> lagi. "Digulung" hanya sebuah istilah untuk
> sesuatu yang sudah tidak berfungsi lagi
> selayaknya. Begitupun dengan matahari yang telah digulung,
> artinya matahari itu sudah tidak menjalankan fungsinya lagi,
> menyinari bumi.
>
> Dalam "Tafsir Al Qu'an Al Adzim" karya Ibnu
> Katsir atau yang lebih populer disebut "Tafsir Ibnu
> Katsir", Ibnu Abbas mengatakan: "Kuwwirot artinya
> digelapkan." Dari arti ini sudah jelas, bahwa pada saat
> kiamat terjadi, matahari sudah tidak lagi menerangi bumi.
>
> Fenomena ini terjadi beberapa hari sebelum terjadi
> kiamat. Ubay Ibnu Ka'ab mengatakan, bahwa enam hari
> sebelum kiamat terjadi, saat orang-orang sedang hilir-mudik
> di pasar, mendadak sontak sinar matahari menjadi hilang.
> Dalam kegelapan itu mereka melihat bintang-bintang
> berguguran tak karuan arah....("Tafsir Ibnu
> Katsir").
>
> Terjadinya kiamat ditandai dengan peristiwa bertumbukannya
> bumi dengan planet atau benda-benda langit yang dalam
> bahasa Arabnya adalah an nujuum. Sebagaimana diterangkan
> dalam ayat berikutnya:
>
> "Wa idzan nujuumun kadarot." (Ayat: 2)
>
> "Dan ketika bintang-bintang berjatuhan." (ayat:
> 2).
>
> Kalau kita rajin membuka website NASA ada informasi menarik
> berkenaan dengan masa depan bumi. Tentu saja kita tidak
> bisa mengartikan bahwa kejadian yang diterangkan oleh NASA
> ini adalah kiamat sebagaimana yang diterangkan dalam Al
> Qur'an. Karena hanya Allah yang Maha Tahu kapan kiamat
> terjadi. Namun setidak-tidaknya penjelasan dari NASA ini
> akan mempertebal keyakinan kita terhadap konsep "hari
> kiamat" bahwa bumi akan mengalami masa kehancuran. Dan
> gejala-gejala yang akan timbul dalam kejadian ini sama
> seperti yang dilukiskan oleh Rasulullah SAW sebagai
> tanda-tanda kiamat, misalnya: matahari terbit dari arah
> barat, banyak gempa bumi, meningkatnya aktivitas gunung
> berapi dan sebagainya.
>
> Pada tahun 2003 lalu telah terdeteksi ada sebuah planet
> dari luar tatasurya kita yang ditarik oleh grafitasi
> matahari ke dalam tatasurya kita sehingga masuk dalam orbit
> planet-planet dalam keadaan berbalik arah. Diperkirakan
> planet itu akan masuk dalam tatasurya pada tahun 2053, dan
> pada suatu saat nanti akan bertabrakan dengan bumi. Planet
> itu diidentifikasikan sebagai Planet X atau Nibiru.
>
> Planet itu sedemikian besarnya sehingga dikatagorikan
> sebagai planet humongous (yang tidak terkira besarnya)
> karena planet itu memilki massa 100 kali massa bumi dan
> memiliki medan magnet yang sangat dahsyat sehingga
> berpengaruh besar terhadap planet-planet dalam tatasurya
> kita yang akibatnya bencana dahsyat akan terjadi ketika
> Planet X melintas tatasurya, tidak terkecuali di bumi.
> Planet-planet akan berubah arah putarannya. Gempa bumi
> terkuat dalam sejarah manusia modern juga akan terjadi di
> seluruh dunia, setelah inti bumi berhenti bergerak untuk
> sejajar dengan medan magnet Planet X, kekuatan jangkauan
> gempa lebih besar dari 9 Skala Richter. Gunung es di
> Antartika membelah dan mencair, menimbulkan gelombang pasang
> yang dahsyat, membawa hanyut apa saja yang disapunya.
>
> Itulah pendapat para ilmuwan NASA, bahwa alam semesta akan
> mengalami kehancuran. Sekurang-kurangnya informasi ini
> menjelaskan kepada kita, bahwa secara ilmiah, kiamat yang
> merupakan kehancuran alam semesta sebagaimana yang
> difirmankan oleh Allah SWT itu benar-benar akan terjadi.
>
> Pada ayat berikutnya:
>
> "Waidzal jibaalu suyyirot." (ayat: 3).
>
> "Dan ketika gunung-gunung dihancurkan." (Ayat:
> 3).
>
> Dari peristiwa "tabrakan" itu menimbulkan gejala
> alam yang sangat dahsyat, gunung-gunung hancur menjadi debu
> yang berterbangan layaknya kapas yang di tiup dan luruh,
> rata dengan bumi. Gempa hebat terjadi di mana-mana:
>
> "Ketika bumi digoncang dengan goncangannya (yang
> dahsyat)." (QS. Al Zalzalah: 1).
>
> Datangnya peristiwa ini sangat cepat, bahkan lebih cepat
> dari kejapan mata. Dijelaskan dalam hadits, saat itu ada
> orang yang sedang bertransaksi barang. Sebelum barang itu
> sempat diterima, kiamat sudah terjadi. Ada orang akan
> menyuapkan makanannya. Sebelum makanan sampai ke mulutnya,
> kiamat sudah terjadi.
>
> Hari itu situasinya betul-betul mencekam, setiap orang
> dirundung kepanikan luar biasa, sehingga mereka tidak peduli
> lagi terhadap orang di sekitarnya; anak lari dari orang
> tuanya, dari istrinya, dan lari dari kerabatnya yang
> lain.
>
> "Dan apabila datang suara yang memekakkan telinga
> (tiupan sangkakala kedua). Pada hari seseorang lari dari
> saudaranya, dan (lari dari) ibunya dan bapaknya, dan (lari
> dari) istrinya dan anaknya. Setiap orang dari mereka pada
> hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya."
> (QS. 'Abasa: 33-37).
>
> Dijelaskan lagi dalam ayat berikut ini:
>
> "Waidzal 'isyaaru 'utthilat." (Ayat: 4).
>
> "Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan (tidak
> diperdulikan)." (Ayat: 4).
>
> Ayat ini melukiskan suasana gugup dan panik pada hari
> kiamat. Unta bunting memerlukan pemeliharaan yang manja dari
> pemiliknya. Karena diharapkan pada anaknya yang akan lahir.
> Unta bunting mengandung tambahan kekayaan. Bila kiamat telah
> datang orang tidak peduli lagi kepada unta bunting yang
> selama ini dipelihara dengan baik itu. Gambaran kecil dapat
> kita lihat pada masyarakat yang sedang dilanda perang,
> banyak orang yang mengungsi meninggalkan kambingnya,
> ternaknya yang telah dipelihara dengan baik karena lari
> untuk memelihara nyawanya dengan sebungkus pakaian saja.
> Begitulah suasana di hari kiamat nanti, banyak peristiwa
> dahsyat yang terjadi saat itu. Setiap orang dilanda
> kepanikan luar biasa. Mereka berusaha menyelamatkan jiwanya
> dan tidak peduli lagi dengan harta kesayangannya.
>
> "Waidzal wuhuusyu husyirot." (Ayat: 5)
>
> "Dan apabila binatang liar dikumpulkan." (Ayat:5)
>
> Manusia dengan segala rasnya. Begitu pun jin dengan segala
> jenisnya. Bahkan binatang dengan segala jenisnya berkumpul
> di suatu padang bernama Mahsyar untuk mengahadapi hari
> pengadilan. Manusia, jin dan binatang semua akan menjalani
> pengadilan. Mereka akan saling membalas. Ada manusia yang
> tertahan masuk syurga lantaran ada sangkutan masalah dengan
> binatang. Bukankah Rasulullah SAW pernah menjelaskan, ada
> seorang wanita masuk ke dalam neraka karena menterlantarkan
> seekor kucing yang dia pelihara. Begitu pun ada seorang
> pelacur masuk ke syurga lantaran memberi minum seekor anjing
> kehausan.
>
> Binatang dengan binatang pun saling membalas. Binatang yang
> sewaktu di dunia pernah mematuk "kawannya", pada
> hari itu dilakukan pembalasan. Binatang yang dipatuk diberi
> kesempatan untuk membalas mematuk kepada
> "kawannya". Hanya saja yang membedakan antara
> golongan jin dan manusia dengan binatang adalah, binatang
> akan berakhir menjadi tanah. Artinya, setelah mereka saling
> membalas lalu mereka menjadi tanah. Tidak demikian dengan
> jin dan manusia. Mereka harus melanjutkan
> "perjalan" menuju ke syurga atau neraka. Inilah
> yang membuat jin dan manusia mengangankan seperti binatang,
> menjadi tanah tanpa harus melanjutkan "perjalanan"
> ke neraka yang abadi. Sebagaimana firman Allah:
>
> "...Dan berkatalah orang kafir: "Duhai harapanku,
> sekiranya aku menjadi tanah." (QS. An Naba': 40).

Berlindung Dari Resah Gelisah

Published by Peah under on Monday, December 01, 2008

ْهَمِّ 38. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ،

وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ .

Ayat tersebut diamalkan selepas solat wajib lima waktu semuga apa yang di hajati termakbul...... insyallah.
Maksudnya : Ya Allah, aku berlindung denganMu daripada keluh kesah dan kesedihan, dan aku berlindung denganMu daripada kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung denganMu daripada bebanan hutang dan daripada paksaan manusia.
Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik; apabila Rasulullah SAW, berhenti untuk berehat; saya dengar baginda berdoa: “ Ya Allah, aku berlindung denganMu daripada keluh kesah dan kesedihan, dan aku berlindung denganMu daripada kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung denganMu daripada bebanan hutang dan daripada paksaan manusia ".

Tazkirah

Published by Peah under on Monday, December 01, 2008
Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.

· Bacalah Al-Qur'an

· tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.

· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.

· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.

· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.

· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.

· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.

· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.

· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."

Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."

Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"

Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."

Simple Acts of Charity

Published by Peah under on Monday, December 01, 2008

Qasim Rahimahullah narrates:

A man passed by Abu Darda (RA) in Damascus when he was planting a tree and said to Abu Darda (RA): Are you also doing a (worldly) work, though you are a Sahabi (companion) of Rasulullah (peace and blessings be upon him)?

He said: Don't hasten to blame me; I heard Rasulullah(pbuh) saying: Never did a man plant a sapling (a young tree), and then a man, or any other creation of Allah Glory to Him, ate (or benefited) from it, except that it becomes a Sadaqah (charity) for the planter.

(Source: Sahih Muslim)

Islam considers the slightest acts of helping others as charity! Even smiling at others to make them happy is counted as charity. It is due to our selfishness that mankind suffers. Let us give more and take less.

Hubungan sahabat ahli keluarga bantu anak bentuk kehidupan

Published by Peah under on Monday, December 01, 2008
ISLAM menyanjung tinggi budi sahabat atau saudara mara terdekat. Dalam dunia yang sibuk mengejar kebendaan ini, sahabat selalunya tidak menjadi orang penting lagi. Ada kalangan yang bersahabat kerana kepentingan kebendaan dan keduniaan.

Sebenarnya peranan sahabat adalah lebih daripada itu. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tiga perkara yang boleh mengeratkan persahabatan dengan silaturahim iaitu memberi salam apabila bertemu dengannya dan menyediakan tempat duduknya dalam sesuatu majlis serta panggillah dengan nama yang paling disenanginya.” (Hadis riwayat Al-Tabrani).

Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Kawan pendamping yang salih ibarat penjual minyak wangi. Apabila dia tidak memberi minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang besi. Apabila kamu tidak dijilat oleh apinya, kamu akan terkena asapnya.” (Hadis riwayat al-Bukhari)
 

Lipsum

Followers